Minggu, 16 Maret 2014

Sekilas curhatan rakyat kecil

Masih ingat dulu jaman saya masih SD (tahun 90-an), ketika itu stasiun TV masih dikit banget. TVRI pun mendominasi . Setiap jam 7 malam dan jam 9 malam ada Dunia Dalam Berita. Setiap jam 7 malam, saya wajib belajar sampai setengah 8 lalu nonton Pendekar Rajawali (Yoko dan bibik Lung). Jam 9 pun wajib tidur. Begitu setiap hari sampai ada peristiwa besar yang merubah Indonesia menjadi seperti ini, ya, Reformasi tahun 1998. Mahasiswa mengamuk, menjarah, membabi buta. Entah apa mau mereka. Tak sadar mereka hanya digunakan sebagai alat oleh para politikus busuk. Ckckck. Bersyukurnya saya selama 4 tahun jadi mahasiswa dijauhkan dari demo nggak jelas.
Oke. Stop ngomongin mahasiswa demo yang ngeselin itu.
Setelah reformasi (sekarang jadi reformasi yang berlebihan alias lebay), stasiun TV diberi kebebasan seluas-luasnya untuk menyiarkan berita. Tidak seperti dulu, berita hanya bersumber dari TVRI (TV nya pemerintah). Sekarang yang punya stasiun TV berlomba-lomba menyiarkan berita yang menjelek-jelekkan pemerintah. Berita yang memojokkan pemerintah NKRI. Saya orang Indonesia, saya sarjana, saya bisa membedakan mana berita yang objektif dan mana yang subjektif. Tapi di luar sana, ada masyarakat Indonesia yang menganggap Berita TV selalu benar, wajib dipercaya, dan objektif.
Saya contohkan berita yang sangat subjektif: ada bencana Gunung meletus, diberitakan bahwa Pemerintah seharusnya dapat mlakukan tindakan pencegahan, pemerintah seharusnya tanggap bencana, pemerintah seharusnya ini dan itu. Helowwwww…. Bisa nggak ya diberitakan bahwa kita seharusnya bersyukur karena Indonesia akan tetap subur dan sedikit memuji pemerintah atas kerjanya yang cepat tanggap. Contoh lain, Banjir melanda hampir sebagian besar wilayah Indonesia di musim hujan tahun ini. Diberitakan bahwa pemerintah tidak becus menangani banjir, pemerintah tidak mampu mencegah banjir, pemerintah dan ini dan itu. Hadah… Tahukah anda? Saya sering melihat orang naik mobil ber- AC sngaja membuka sebentar jendelanya hanya untuk sekedar membuang sampah ke luar jendela. Pantes deh rumah ente kebanjiran. Tidak hanya satu atau dua keluarga membuang sampah di sungai. Pantes juga rumahnya terendam banjir. Pohon-pohon di gunung ditebangi, dan orang-orang sekitar diam saja. Tinggal menunggu waktu untuk tanah longsor dan banjir. L
Dan itu semua bukan salah pemerintah. Sama sekali bukan. Itu salah kita sendiri yang tidak tahu malu dan tidak tahu malu. Alam sekaya ini, alam seindah ini malah kita rusak. Nyalah-nyalahin pemerintah pula. L
Selain itu, dengan ditiadakannya Dunia dalam Berita jam7 malam, anak-anak jaman sekarang tak mau rutin belajar. Alesannya nggak ada PR, mending nonton sinetron aja. Sang IBu teriak-teriak nyuruh belajar tapi malah nonton sinetron juga. Ckckck. Alangkah Lucunya Negri Ini.
Dengan ditiadakannya Dunia Dalam berita jam 9 malam, anak-anak jaman sekarang pun tak mau tidur jam9. Begadang sampai jam 12 malam sudah biasa bagi mereka. Ckckc
Belum lagi kalo ada berita korupsi, wihhh… stasiun TV swasta langsung mempreteli kesalahan pemerintah kita, mempermalukan pemerintah kita di mata rakyatnya. Sehingga rakyat kecil pun tak lagi hormat dan sayang pada pemerintahnya. Beda dengan jaman saya kecil dulu. Ada presiden atau Menteri muncul di TV aja langsung siap grak nonton TV. Mendengarkan dengan seksama. Kemarin pak Presiden berkunjung ke kota saya. Siswa-siswa dikerahkan untuk menjadi pagar betis menyambut pak Presiden. Tau apa komentar mereka? Ngapain sih kita harus panas-panasan mnunggu orang yang Cuma bakal lewat doank. Ada pula yang komentar, ah, paling presidennya nggak lihat kita. Ckckck.
Itu presidenmu! Seseorang yang seharusnya kita hormati dan banggakan. Bagaimana Indonesia dihormati dan dihargai bangsa lain jika rakyatnya sendiri tidak bangga akan presidennya. Ckckc

Oke. Sampai di sini dulu curahan hati saya, seorang rakyat kecil yang terlampau kecil.. >_<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar