Masih ingat dulu jaman saya masih SD (tahun
90-an), ketika itu stasiun TV masih dikit banget. TVRI pun mendominasi . Setiap
jam 7 malam dan jam 9 malam ada Dunia Dalam Berita. Setiap jam 7 malam, saya
wajib belajar sampai setengah 8 lalu nonton Pendekar Rajawali (Yoko dan bibik
Lung). Jam 9 pun wajib tidur. Begitu setiap hari sampai ada peristiwa besar
yang merubah Indonesia menjadi seperti ini, ya, Reformasi tahun 1998. Mahasiswa
mengamuk, menjarah, membabi buta. Entah apa mau mereka. Tak sadar mereka hanya
digunakan sebagai alat oleh para politikus busuk. Ckckck. Bersyukurnya saya
selama 4 tahun jadi mahasiswa dijauhkan dari demo nggak jelas.
Oke. Stop ngomongin mahasiswa demo yang
ngeselin itu.
Setelah reformasi (sekarang jadi reformasi
yang berlebihan alias lebay), stasiun TV diberi kebebasan seluas-luasnya untuk
menyiarkan berita. Tidak seperti dulu, berita hanya bersumber dari TVRI (TV nya
pemerintah). Sekarang yang punya stasiun TV berlomba-lomba menyiarkan berita
yang menjelek-jelekkan pemerintah. Berita yang memojokkan pemerintah NKRI. Saya
orang Indonesia, saya sarjana, saya bisa membedakan mana berita yang objektif
dan mana yang subjektif. Tapi di luar sana, ada masyarakat Indonesia yang
menganggap Berita TV selalu benar, wajib dipercaya, dan objektif.
Saya contohkan berita yang sangat
subjektif: ada bencana Gunung meletus, diberitakan bahwa Pemerintah seharusnya
dapat mlakukan tindakan pencegahan, pemerintah seharusnya tanggap bencana,
pemerintah seharusnya ini dan itu. Helowwwww…. Bisa nggak ya diberitakan bahwa
kita seharusnya bersyukur karena Indonesia akan tetap subur dan sedikit memuji
pemerintah atas kerjanya yang cepat tanggap. Contoh lain, Banjir melanda hampir
sebagian besar wilayah Indonesia di musim hujan tahun ini. Diberitakan bahwa
pemerintah tidak becus menangani banjir, pemerintah tidak mampu mencegah
banjir, pemerintah dan ini dan itu. Hadah… Tahukah anda? Saya sering melihat
orang naik mobil ber- AC sngaja membuka sebentar jendelanya hanya untuk sekedar
membuang sampah ke luar jendela. Pantes deh rumah ente kebanjiran. Tidak hanya
satu atau dua keluarga membuang sampah di sungai. Pantes juga rumahnya terendam
banjir. Pohon-pohon di gunung ditebangi, dan orang-orang sekitar diam saja.
Tinggal menunggu waktu untuk tanah longsor dan banjir. L
Dan itu semua bukan salah pemerintah. Sama
sekali bukan. Itu salah kita sendiri yang tidak tahu malu dan tidak tahu malu.
Alam sekaya ini, alam seindah ini malah kita rusak. Nyalah-nyalahin pemerintah
pula. L
Selain itu, dengan ditiadakannya Dunia
dalam Berita jam7 malam, anak-anak jaman sekarang tak mau rutin belajar.
Alesannya nggak ada PR, mending nonton sinetron aja. Sang IBu teriak-teriak
nyuruh belajar tapi malah nonton sinetron juga. Ckckck. Alangkah Lucunya Negri
Ini.
Dengan ditiadakannya Dunia Dalam berita jam
9 malam, anak-anak jaman sekarang pun tak mau tidur jam9. Begadang sampai jam
12 malam sudah biasa bagi mereka. Ckckc
Belum lagi kalo ada berita korupsi, wihhh…
stasiun TV swasta langsung mempreteli kesalahan pemerintah kita, mempermalukan
pemerintah kita di mata rakyatnya. Sehingga rakyat kecil pun tak lagi hormat
dan sayang pada pemerintahnya. Beda dengan jaman saya kecil dulu. Ada presiden
atau Menteri muncul di TV aja langsung siap grak nonton TV. Mendengarkan dengan
seksama. Kemarin pak Presiden berkunjung ke kota saya. Siswa-siswa dikerahkan
untuk menjadi pagar betis menyambut pak Presiden. Tau apa komentar mereka?
Ngapain sih kita harus panas-panasan mnunggu orang yang Cuma bakal lewat doank.
Ada pula yang komentar, ah, paling presidennya nggak lihat kita. Ckckck.
Itu presidenmu! Seseorang yang seharusnya
kita hormati dan banggakan. Bagaimana Indonesia dihormati dan dihargai bangsa
lain jika rakyatnya sendiri tidak bangga akan presidennya. Ckckc
Oke. Sampai di sini dulu curahan hati saya,
seorang rakyat kecil yang terlampau kecil.. >_<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar